Caramengukur gap ring piston dengan voeler di dalam silinder. Pengukuran gap ring piston. Cylinder gauge sering digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya secara teliti. Dalam penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri, tapi juga membutuhkan alat ukur lainnya, yaitu jangka sorong/vernier caliper dan Piston atau torak atau juga sering dengan seher merupakan bab dari komponen-komponen utama pada mesin kendaraa. Piston sendiri berfungsi untuk mendapatkan dan meneruskan tenaga hasil pembakaran kemudian tenaga tersebut akan disalurkan ke poros engkol crankshaft melalui batang piston connecting rod. Piston akan bekerja naik turun di dalam silinder selama mesin beroberasi. Bagian atas piston atau kepala piston akan mendapatkan ledakan hasil pembakaran sedangkan bab samping dinding piston akan bersinggungan dengan dinding silinder. Lama-kelamaan piston akan mengalami keausan, dan apabila hal ini terjadi maka performa mesin akan menurun. Oleh alasannya yaitu itu apabila piston telah aus harus dilakukan langkah perbaikan atau penggantian. Untuk sanggup memilih bahwa piston itu telah aus hiperbola sehingga harus diperbaiki atau diganti maka perlu dilakukan investigasi dan pengukuran. Keausan piston tidak akan terlihat hanya dengan dilihat dengan mata atau secara visual sehingga dibutuhkan pengukuran. Pemeriksaan dan pengukuran piston ini tidak sanggup dilakukan tanpa melaksanakan pembongkaran mesin atau over houl lantaran piston ini terletak di dalam mesin sehingga apabila akan melaksanakan investigasi dan pengukuran piston ini harus melaksanakan over houl. Salah satu investigasi yang dilakukan pada piston yaitu investigasi diameter piston. Diameter piston ini diukur memakai alat ukur kemudian hasil ukuran yang di dapatkan dibanding dengan diameter spesifikasinya untuk sanggup memilih bahwa piston telah rusak atau tidak. Sebelum melaksanakan investigasi dan pengukuran diameter piston maka lakukan pencucian pada bagian-bagian piston antara lain Dengan memakai scrap bersihkan bab atas kepala piston dari kemungkinan adanya kerak karbon akhir dari proses pebakaran. Dengan memakai sikat kawat halus bersihkan bagian-bagian piston. Dengan memakai pembersih alur ring piston atau dengan memakai patahan ring piston yang sudah tidak terpakai, bersihkan bab alur piston. Dalam proses melaksanakan pencucian piston di atas yang perlu diperhatikan yaitu jangan hingga merusak piston. Peralatan yang dipakai untuk mengukur diameter piston yaitu dengn alat ukur micrometer luar. Penggunaan alat ukur micrometer luar ini dikarenakan alat ukur ini mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi sehingga hasil pengukurnnya sanggup mendekati akurat. Pengukuran diameter piston ini bertujuan untuk memilih apakah piston masih sanggup dipakai atau piston harus diganti. Langkah pengukuran diameter piston yaitu dengan memakai alat ukur micrometer luar ukurlah diameter piston dengan sudut yang benar yaitu posisi tegak lurus dengan lubang pin piston dan dengan jarak dari kepala piston menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

a Sebelum pengukuran bersihkan vernier caliper dan benda yang akan di ukur b. Perhatikan cara-cara pengukuran di bawah ini : V. CYLINDER GAUGE Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan ketelitian 0,01 mm Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer a. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper b.

Sebelum ngomongin piston lebih tajam ada beberapa istilah yang sering terdengar didunia otomotif yaitu, overize, overbosh dan bore up. Sebenarnya ketiga istilah tersebut mempunyai arti yang beda tipis atau beti yaitu merubah diameter silinder pada mesin sepeda motor. Untuk lebih jelasnya chek it dot… Pengertian oversize, overbosh dan bore up Oversize yaitu memperbesar diameter silinder dengan cara di korter dan mengganti piston dengan ukuran yang lebih besar sesuai dengan standar pabrik. pabrikan sepeda motor biasanya menyediakan 4 piston oversize dari piston standar yaitu OS 25, OS 50, OS 75, OS 100, untuk lebih jelas simak contoh dibawah ini. Contoh Yamaha Crypton ukuran piton standar 49 mm berarti Overize 25 piston standar diameter ditambah mm maka diameter piston menjadi 49,25 mm. Overize 50 piston standar diameter ditambah mm maka diameter piston menjadi 49,50 mm. Overize 75 piston standar diameter ditambah mm maka diameter piston menjadi 49,75 mm. Overize 100 piston standar diameter ditambah 100 mm maka diameter piston menjadi 50 mm. kenapa perlu oversize ? karena ada kerusakan pada piston dan crank shaft. Untuk motor 4 tak biasanya ditandai dengan knalpot ngebul putih dan ada bagian yng lecet pada piston dan dinding silinder. Sementara untuk motor 2 tak knalpot ngebul putih itu sudah pasti, jadi apa tandanya ? biasanya ditandai suara kasar / menggelitik pada bagian mesin dan ada lecet pada bagian piston dan dinding silinder. Ini gambarnya bro …. Overbosh Yaitu mengembalikan kembali diameter silinder ke diameter awal, maksudnya jika sepeda motor sudah dilakukan oversize 100 maka ada dua pilihan mau dibalikin ke standart nol atau mau dibore up sekalian. Bore up Yaitu memperbesar diameter silinder dan mengganti piston dengan diameter yang melebihi dari oversize 100, biasanya menggunakan piston racing after market atau memakai piston sepeda motor lainnya dengan diameter yang lebih besar. Bagi para pecinta roda dua siapa yang ngga kenal piston, kalau lu ngga kenal kebangetan pisan dah…. He…. Tapi kalau belum kenal, santai saja pokoknya bakalan gua kenalin, piston itu anak pak rt perlente di kampung gua …. Sorry lagi ngelindur, piston berfungsi untuk mengkompresi / menekan campuran bahan bakar dengan udara, kemudian menuruskannya menjadi tenaga untuk menggerakan poros engkol atau crank shaft, menurut kontruksinya mesin piston dibadi menjadi 2 sedangkan menurut cara pembuatan piston dibagi menjadi 3. Untuk lebih jelasnya ini linknya bro… Ukuran piston sepeda motor dan pen pistonnya Ukuran Piston dan Pen Piston Yamaha Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Yamaha Crypton 49 mm 13 mm Yamaha Vega 49 mm 13 mm New Vega R 51 mm 13 mm Yamaha Vega ZR 50 mm 13 mm Yamaha Vega RR 50 mm 13 mm Yamaha Jupiter 49 mm 13 mm Yamaha Jupiter Z 51 mm 13 mm New Jupiter Z 50 mm 13 mm Yamaha Jupiter Z1 50 mm 13 mm Yamaha Jupiter MX 54 mm 14 mm Yamaha Nouvo 50 mm 15 mm Yamaha Mio Sporty 50 mm 15 mm Mio Smille 50 mm 15 mm Yamaha Mio J 50 mm 13 mm Yamaha Mio GT 50 mm 13 mm Yamaha Lexam 50 mm 15 mm Yamaha RX Special 54 mm Yamaha RX king 58 mm Yamaha RX Z 56 mm Yamaha YT115 54 mm Yamaha Vixion 57 mm 14 mm Yamaha Scorpio 70 mm 16 mm Yamaha Byson 58 mm Ukuran Piston dan Pen Piston Suzuki Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Suzuki RC 100 52,5 mm Suzuki Crytal 54 mm Suzuki Shogun 110 53,5 mm 14 mm Suzuki Shogun 125 53,5 mm 14 mm Suzuki Smash 53,5 mm 14 mm Suzuki Titan 51 mm 14 mm Suzuki Arashi 53,5 mm 14 mm Suzuki Satria FU 62 mm 16 mm Suzuki Nex 51 mm 14 mm Suzuki Lets 51 mm 14 mm Suzuki Spin 53,5 mm 14 mm Suzuki Skywave 53,5 mm 14 mm Suzuki Skydrive 53,5 mm 14 mm Suzuki Hayate 53,5 mm 14 mm Suzuki Axelo 53 mm 14 mm Suzuki Shooter 51 mm 14 mm Suzuki Inazuma 53,5 mm Thunder 125 57 mm 14 mm Thunder 250 72 mm Ukuran Piston dan Pen Piston Kawasaki Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Kawasaki Kaze R 53 mm 13 mm Kawasaki Blitz R 53 mm 13 mm Kawasaki Blitz Joy 56 mm 13 mm Kawasaki Edge 53 mm 13 mm Kawasaki ZX 130 53 mm 13 mm Kawasaki Athelete 56 mm 13 mm Ninja 150 59 mm 15 mm Ninja 250 62 mm Kawasaki KLX 150 58 mm Kawasaki KLX 250 72 mm D-Traker 150 58 mm 14 mm D-Traker 250 72 mm 14 mm D-Traker X 72 mm 14 mm Ukuran Piston dan Pen Piston Bajaj Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Bajaj Pulsar 135 54 mm Bajaj Pulsar 150 57 mm Bajaj Pulsar 180 63,5 mm Bajaj Dicover 135 58 mm Bajaj XCD 125 54 mm Ukuran Piston dan Pen Piston Minerva Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Minerva R 150 61 mm Minerva 125 52,4 mm Minerva X-road 61 mm Supermoto 250 72,5 mm Migelli 250 77 mm Ukuran Piston dan Pen Piston Honda Jenis Motor Diameter Piston Diameter Pen Honda Prima 47 mm 13 mm Honda C70 47 mm 13 mm Honda Prima 50 mm 13 mm Honda Grand 50 mm 13 mm Honda Legenda 50 mm 13 mm Honda Supra 100 50 mm 13 mm Honda Supra Fit 50 mm 13 mm Honda Revo 100 50 mm 13 mm Honda Revo 110 50 mm 13 mm Honda Blade 50 mm 13 mm Honda Kirana 52,4 mm 13 mm Honda Karisma 52,4 mm 13 mm Honda CS1 58 mm 13 mm Honda Beat karbu 50 mm 13 mm Honda Beat FI 50 mm 13 mm Honda Scoopy 50 mm 13 mm Honda Spacy 50 mm 13 mm Vario 110 Karbu 50 mm 13 mm Honda Vario 125 52,4 mm 13 mm Honda Vario 150 58 mm 14 mm Honda PCX 125 52,4 mm 13 mm Honda PCX 150 58 mm 13 mm Honda CB 100 50,5 mm 14 mm Honda CB 125 56,5 mm 13 mm Honda CB 200 55,5 mm 15 mm Honda GL 100 52 mm 15 mm Honda GL max 56,5 mm 15 mm Honda megapro 63,5 mm 15 mm New megapro 57,3 mm 14 mm Honda Verza 57,3 mm 14 mm Honda Tiger 63,5 mm 15 mm Honda CB150R 63,5 mm 15 mm Honda CBR150R 63,5 mm 15 mm Honda CBR250R 76 mm Honda NSR 150 59 mm Ini buat lo bro yang nanyain ukuran piston Honda Vario 150, tonton sampai selesai dan jangan lupa bantu gua dengan tekan subscribe agar blog dan channel ini bisa berkembang lebih baik lagi bagi para pecinta roda dua. Berhubung gua sudah ngantuk jadi udahan dulu, moga tanda tanya ?? yang menyebabkan lu nyasar disini terjawab. So, keep riding no arogan and safety first, salam satu aspal…. Ini videonya jangan lupa subcribe….
InilahDaftar Ukuran Diameter Piston Motor Honda. Cara mengukur diameter piston Yahoo Answers. Daftar ukuran semua piston standar motor Motor Racing. Warung Gondewa cara mengukur diameter silinder dengan cylinder bore gauge may 2nd, 2018 - belajar otomotif kendaraan ringan tentang servis tune up mobil power train fuel system cooling system tips
Setidaknya ada tiga komponen yang diperiksa yaitu Pengukuran blok silinder Pengukuran piston Pengukuran ring piston. Tujuan dari pengukuran ini tidak lain adalah untuk menganalisa apakah piston masih bisa digunakan atau perlu diganti. Karena termasuk dalam barang teknik, maka kita harus melakukan technica measurement. Bagaimana caranya ? sebelumnya siapkan beberapa perlalatan sebagai berikut Vernier Caliper/jangka sorong Satu set Outside micrometer Micrometer holdertracker Outside micrometer yang kita gunakan harus memiliki skala pengukuran sesuai dengan diameter piston. Micrometer ada yang memiliki skala 0-25 mm, 25-50 mm, ada juga 50-75 mm. Untuk mengetahui mana micrometer yang cocok, terlebih dahulu kita ukur diameter piston menggunakan jangka sorong. Mengapa harus menggunakan micrometer ? dan tidak langsung menggunakan jangka sorong ? Hal ini dikarenakan ketelitian kedua benda ini memiliki ketelitian yang berbeda. Micrometer memiliki ketelitian mencapai 0,01 mm. Sehingga untuk menghitung diameter benda teknik, outside micrometer sangat dianjurkan. Langkah pertama yaitu dengan melakukan penyetelan outside micrometer. Cara menyetel Outside Micrometer Sebelum kita melakukan pengukuran diameter silinder, terlebih dahulu kita set micrometer yang akan kita gunakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut ; 1. Letakan outside micrometer pada trakcer atau holder untuk menahannya. Lalu masukan alat bantu pentyetelan yang umumnya memiliki panjang 25 mm kedalam micrometer. Tempatkan diantara anfield dan spindle. 2. Putar rachet agar spindel bergerak menekan alat bantu penyetelan, hingga rachet berbunyi. Pastikan anda hanya memutar bagian rachet bukan bagian thimble. Karena akan membuat hasil pengukuran tidak akurat. 3. Setelah rachet berbunyi tandanya pengukuran sudah pas, kemudian putar lock untuk mengamankan pengukuran micrometer. 4. langkah terakhir yaitu dengan meluruskan skala pada sleeve dan thimble. Caranya dengan memutar sleev menggunakan alat seperti kunci yang disediakan di tiap satu set outside micrometer seperti gambar berikut. 5. Apabila kedua skala telah lurus, maka micrometer telah siap digunakan. Lepas alat batu penyetelan dengan memundurkan spindle. Ketika melepas pengukuran, anda boleh memutar bagian thimble. Karena ketika mengendorkan tidak merusak keakuratan pengukuran. Langkah Pengukuran Diameter Piston Sebelum melakukan pengukuran, pastikan anda telah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. Salah satu persiapan yang penting adalah menuiapkan catatan untuk menulis hasil pengukuran. Dalam sebuah piston akan kita ukur pada 6 posisi, yaitu sumbu Xa,b,c dan sumbu Ya,,b,c. Buat tabel seperti gambar dibawah. Selanjutnya, pastikan piston telah terbebas dari segala kotoran. Jika ada kerak bersihkan kerak tersebut menggunakan cairan pembersih karburator dengan bantuan sikat. Untuk mengukurnya ada 6 posisi yang perlu kita pahami terlebih dahulu, posisi itu terletak pada ; Mulailah mengukur dari posisi mana saja, misal pada posisi Xa. Maka persiapkan outside micrometer dengan meregangkan bagian spindle selebar mungkin agar piston bisa masuk sepenuhnya. Lakukan pengukuran seperti pada gambar dibawah ini, pastikan anda memutar bagian rachet saat mengencangkan ukuran. Dan jangan melibatkan thimble ketika mengencangkan. Img by Gerakan piston ke arah samping kiri dan kanan, ketika piston hanya bisa digerakan ke satu arah, maka pengukuran anda kurang center. Kendorkan spindle sedikit saja, lalu lakukan hal serupa. Jika piston dapat bergerak ke kiri kanan dengan agar sesak, maka pengukuran anda telah pas. Jangan lupa kunci micrometer agar pengukuran tidak berubah. Bacalah hasil pengukuran tersebut. Terakhir bacalah hasil pengukuran micrometer dan catat pada catatan yang telah kita siapkan. Bagaimana cara membacanya ? Bagi anda yang belum mengetahui cara membaca hasil pengukuran micrometer, bisa di simak pada artikel ini. Analisa Hasil Pengukuran Setelah kita melakukan pengukuran bukan berarti pekerjaan kita selesai, pengukuran hanya awal dari pekerjaan ini. Sementara untuk menentukan apakah piston masih baik atau perlu diganti, kita harus melakukan analisa. Pertama, hitung ketirusan piston Ketirusaan piston ada dua macam, yaitu ketirusan sumbu X dan ketirusan sumbu Y. Untuk menghitung ketirusan sumbu X anda cukup mencari selisih terbesar antara hasil pengukuran Xa, Xb dan Xc. Pada ketirusan sumbu Y juga sama, cari selisih terbesar Ya,Yb dan Yc. Kemudian bandingkan dengan limit ketirusan yang tertera pada technical specification book. Apabila melebihi limit maka piston sudah tidak standar dan perlu diganti. Kedua, hitung keovalan piston Keovalan adalah kondisi lingkar piston yang tidak sempurna. Keovalan piston ada tiga macam, yaitu keovalan titik a, titik b dan titik c. Untuk menghitung keovalan titik a, maka anda cukup mencari selisih antara hasil pengukuran Xa dengan Ya. Begitu pula dengan titik b dan titik c. Terakhir jangan lupa bandingkan dengan limit yang ada pada buku spesifikasinya. Jika semua telah rampung dikerjakan, maka anda mendapatkan kesimpulan apakah piston masih dalam keadaan baik atau perlu diganti. Jangan lupa untuk merapikan kembali peralatan yang kita gunakan dan bersihkan agar umur tools lebih awet. Sekian artikel singkat kita kali ini tentang cara mengukur diameter piston, semoga bisa membantu.

bUkur diameter piston dengan arab X dan Y pada empat tempat cHitung celah antara pasak piston ke piston. Spesifikasi celah 0,000 — 0,024 mm. _ d.Bila celah melebihi spesifikasi, ganti piston dan/atau pasaknya. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi: cara mengemudi, kondisi dan umur mesin, lingkungan sekitar Anda berkendara, dan jalan

Piston atau torak atau juga sering dengan seher merupakan bagian dari komponen-komponen utama pada mesin kendaraa. Piston sendiri berfungsi untuk menerima dan meneruskan tenaga hasil pembakaran kemudian tenaga tersebut akan disalurkan ke poros engkol crankshaft melalui batang piston connecting rod. Piston akan bekerja naik turun di dalam silinder selama mesin beroberasi. Bagian atas piston atau kepala piston akan menerima ledakan hasil pembakaran sedangkan bagian samping dinding piston akan bersinggungan dengan dinding silinder. Lama-kelamaan piston akan mengalami keausan, dan apabila hal ini terjadi maka performa mesin akan menurun. Oleh sebab itu apabila piston telah aus harus dilakukan langkah perbaikan atau penggantian. Untuk dapat menentukan bahwa piston itu telah aus berlebihan sehingga harus diperbaiki atau diganti maka perlu dilakukan pemeriksaan dan pengukuran. Keausan piston tidak akan terlihat hanya dengan dilihat dengan mata atau secara visual sehingga diperlukan pengukuran. Pemeriksaan dan pengukuran piston ini tidak dapat dilakukan tanpa melakukan pembongkaran mesin atau over houl karena piston ini terletak di dalam mesin sehingga apabila akan melakukan pemeriksaan dan pengukuran piston ini harus melakukan over houl. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada piston adalah pemeriksaan diameter piston. Diameter piston ini diukur menggunakan alat ukur kemudian hasil ukuran yang di dapatkan dibanding dengan diameter spesifikasinya untuk dapat menentukan bahwa piston telah rusak atau tidak. Sebelum melakukan pemeriksaan dan pengukuran diameter piston maka lakukan pembersihan pada bagian-bagian piston antara lain Dengan menggunakan scrap bersihkan bagian atas kepala piston dari kemungkinan adanya kerak karbon akibat dari proses pebakaran. Dengan menggunakan sikat kawat halus bersihkan bagian-bagian piston. Dengan menggunakan pembersih alur ring piston atau dengan menggunakan patahan ring piston yang sudah tidak terpakai, bersihkan bagian alur piston. Dalam proses melakukan pembersihan piston di atas yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai merusak piston. Peralatan yang digunakan untuk mengukur diameter piston yaitu dengn alat ukur micrometer luar. Penggunaan alat ukur micrometer luar ini dikarenakan alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga hasil pengukurnnya dapat mendekati akurat. Pengukuran diameter piston ini bertujuan untuk menentukan apakah piston masih dapat digunakan atau piston harus diganti. Langkah pengukuran diameter piston yaitu dengan menggunakan alat ukur micrometer luar ukurlah diameter piston dengan sudut yang benar yaitu posisi tegak lurus dengan lubang pin piston dan dengan jarak dari kepala piston seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini
AlatUkur Metrik Pengukuran CARA PEMBACAAN THICKNESS GAUGE Pada plat thickness gauge yang bertuliskan 0,05 berarti plat tersebut setebal 0,05 Misalnya : kerenggangan katup, kerenggangan silinder ke piston, gap ujung ring piston, gap busi dan lain-lain. Vernier Caliper dapat digunakan untuk pengukuran : Diameter bagian luar, diameter
– Salam Teknisi Mobil Indonesia, apa kabar kalian semua hari ini? Semoga semua baik-baik saja dan tetap semangat menjalani aktivitas sepanjang hari ini pada bengkelnya masing-masing. Bahasan singkat kita kali ini adalah tentang Penjelasan Lengkap Piston dan Ring Piston, Yuks! Berikut bahasan selengkapnya. Piston membentuk bagian bawah ruang bakar. Tekanan dari pembakaran diberikan ke bagian atas piston, yang disebut head atau dome. Piston harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan ini; Namun, piston juga harus dibuat seringan mungkin. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan piston terbuat dari aluminium atau paduan aluminium. Piston aluminium yang dicampur dengan tembaga, magnesium, nikel, dan silikon adalah hal yang umum. Silikon adalah elemen paling umum yang dicampur dengan aluminium untuk membuat piston. Silikon membuat piston lebih resistif terhadap korosi dan meningkatkan kekuatan, kekerasan, dan ketahanan ausnya. Ini juga membantu mengurangi berat piston. Ada tiga tipe dasar paduan aluminium silikon yang digunakan pada piston hipoeutektik, eutektik, dan hipereutektik. Piston hipoeutektik, umum pada mesin sebelumnya, memiliki sekitar 9% silikon. Kebanyakan piston eutektik memiliki 11% hingga 12% silikon. Paduan eutektik memberikan kekuatan yang baik dan ekonomis untuk dibuat. Piston hipereutektik memiliki kandungan silikon di atas 12%. Mereka menawarkan tingkat ekspansi termal rendah, peningkatan keausan alur, ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi, dan kekuatan yang lebih besar serta ketahanan lecet dan kejang. Kepala piston bisa datar, cekung, cembung, diberi mahkota, dinaikkan dan dibuat lega untuk katup, atau berlekuk untuk katup. Piston yang lebih baru biasanya datar, rata dengan takik katup, atau memiliki kenop yang agak piring. Crown dished memusatkan tekanan pembakaran di bagian paling tebal dari kepala piston, tepat di atas bagian atas bos pin piston. Bos pin piston adalah area yang dibangun di sekitar lubang untuk pin piston, kadang-kadang disebut pin pergelangan tangan lihat gambar berikut. Lubang pin tidak selalu berada di tengah piston. Ini dapat diimbangi ke arah sisi dorong utama piston, yang merupakan sisi yang akan menyentuh dinding silinder selama langkah daya. Keterangan bagian-bagian piston. Kepala piston sering kali dilapisi dengan anodisasi keras, keramik, atau lempeng listrik. Lapisan ini meningkatkan kekerasan dan ketahanan terhadap korosi, retak, keausan, dan goresan. Pelapis keramik baru menawarkan kekerasan permukaan hampir tiga kali lipat dari pelapis anodisasi keras tradisional. Lapisan keramik juga membantu melindungi dari ledakan spontan. Tepat di bawah kubah, di sekitar sisi piston, ada serangkaian alur. Alur digunakan untuk menahan ring piston. Bagian di antara alur disebut ring lands. Beberapa piston memiliki lapisan keramik di alur ring atas untuk mencegah ring “dilas” di dalam alur. Biasanya ada tiga alur dua kompresi dan satu kontrol oli. Alur kompresi terletak di bagian atas piston. Kedalaman alur bervariasi dengan ukuran piston dan jenis cincin atau ring yang digunakan. Alur kontrol oli adalah alur terendah pada piston. Biasanya lebih lebar dari alur ring kompresi dan memiliki lubang atau slot untuk memungkinkan oli mengalir. Posisi alur cincin bervariasi sesuai desain mesin. Banyak mesin baru yang memiliki cincin kompresi atas sedekat mungkin dengan kepala piston. Ini mengurangi jumlah bahan bakar yang dapat jatuh ke sisi piston sebelum pembakaran. Bahan bakar tersembunyi ini tidak terlibat dalam proses pembakaran tetapi meninggalkan hidrokarbon yang tidak terbakar selama langkah buang. Dalam desain ini, semua cincin ditempatkan berdekatan. Pada beberapa piston, lubang pin piston sangat dekat dengan kepala piston, di belakang alur cincin kontrol oli bawah. Area di bawah pin piston disebut skirt piston. Area dari tepat di bawah alur ring bawah hingga ujung skirt adalah permukaan dorong piston. Ada dua tipe dasar dari skirt piston slipper dan skirt penuh. Skirt penuh digunakan terutama pada truk dan mesin komersial. Jenis slipper digunakan pada mesin mobil dan memungkinkan permukaan dorong piston cukup untuk operasi normal. Slipper skirt juga memungkinkan piston menjadi lebih ringan dan mengurangi ekspansi piston karena bahan yang menahan panas lebih sedikit. Mesin model terbaru yang mampu berjalan ke rpm yang cukup tinggi menggunakan piston yang lebih ringan. Piston ini hanya memiliki skirt di sisi dorong. Seringkali skirt dilapisi dengan molibdenum untuk mencegah lecet dinding silinder. Untuk memastikan piston terpasang dengan benar dan offset yang benar, bagian atas piston akan diberi tanda. Tanda yang paling umum adalah takik yang dikerjakan di tepi atas piston. Selalu periksa dengan manual servis untuk arah dan posisi tanda yang benar. Bagian depan piston harus sama dengan bagian depan batang penghubung lihat gambar berikut. Selalu pastikan bahwa tanda pada piston dan batang penghubung berada dalam hubungan yang benar satu sama lain dan menghadap ke arah yang benar. Ketika sebuah mesin dirancang, ekspansi piston menentukan berapa banyak jarak bebas piston yang dibutuhkan dalam lubang silinder. Jarak bebas yang terlalu sedikit akan menyebabkan piston terikat pada suhu pengoperasian. Terlalu banyak akan menyebabkan piston slap. Jarak bebas piston normal untuk mesin adalah sekitar 0,001 hingga 0,002 inci 0,0254 hingga 0,0508 mm. Jarak bebas ini diukur antara skirt piston dan dinding silinder. Kemajuan dalam teknologi piston telah memungkinkan pabrikan untuk membangun mesin dengan sekitar setengah jarak bebas itu. Ini mengarah pada peningkatan efisiensi dan emisi yang lebih rendah. Terminologi Piston Banyak istilah berbeda yang digunakan untuk mendeskripsikan desain piston; berikut adalah yang termasuk Jarak kompresi atau tinggi / Compression distance or height – Jarak dari bagian tengah lubang piston ke bagian atas piston. Ring belt – Area antara bagian atas piston dan lubang pin tempat ring piston dipasang. Heat dam – Potongan alur sempit pada beberapa piston untuk mengurangi aliran panas ke alur ring atas. Selama mesin beroperasi, alur terisi dengan karbon dan menyerap panas hasil pembakaran. Diameter dasar – Diameter dasar cincin/ring piston. Pada beberapa piston, diameter dasar akan sama untuk setiap ring; pada piston yang lain itu akan meningkat dari atas ke bawah. Celah Dasar Piston – Perbedaan antara diameter dasar/alur dan silinder. Diameter dasar alur – Diameter piston yang diukur di bagian bawah alur cincin. Diameter akar setiap alur dapat berbeda dengan jenis cincin yang digunakan. Pelindung alur – Sisipan baja atau besi tuang yang ditempatkan di alur atas piston aluminium untuk memperpanjang umur cincin kompresi atas. Spacer alur atas – Spacer baja yang dipasang di atas ring dalam alur rekondisi agar jarak bebas sisi ring sesuai dengan spesifikasi. Busing pin piston – Terutama ditemukan pada piston besi tuang, busing ini berfungsi sebagai bantalan untuk pin piston. Itu dimasukkan ke dalam lubang pin piston. Muka dorong utama – Bagian skirt piston yang memiliki beban dorong terbesar. Ini biasanya sisi kanan saat melihat mesin dari ujung flywheel. Muka dorong minor – Bagian dari skirt piston yang berlawanan dengan muka dorong mayor. Jarak bebas skirt – Perbedaan antara diameter diameter skirt piston dan diameter silinder. Lancip skirt piston – Perbedaan antara diameter piston di bagian atas dan bawah skirt. Piston cam – Bentuk area skirt piston, yang memberikan kontak dan jarak bebas dinding silinder yang benar. Inspeksi Piston – Setiap piston harus diperiksa dengan hati-hati apakah ada kerusakan dan retakan. Perhatikan dasar ring dan area bos pin. Perhatikan adanya lecet di sisi piston gambar berikut. Lecet naik turun adalah normal. Tanda lecet yang berlebihan, tidak teratur, atau diagonal menunjukkan masalah pelumasan, sistem pendingin, atau overheat. Lecet juga dapat disebabkan oleh batang penghubung yang bengkok, pin piston yang macet, atau jarak piston-ke-dinding yang tidak memadai. Jika terbukti ada kerusakan, piston harus diganti. Setiap piston harus diperiksa dengan cermat apakah ada lecet di sisi piston. Lepaskan ring piston. Sebuah expander pelepas ring piston harus digunakan untuk melepas ring kompresi. Biasanya ring kontrol oli dapat dilepas dengan tangan. Hapus karbon dari bagian atas piston dengan pengikis gasket. Karbon dan oli menumpuk di bagian belakang alur. Penumpukan ini harus dihilangkan. Kotoran akan membuat ring tidak terpasang dengan benar. Bersihkan lekukan piston dengan alat pembersih alur atau ring piston yang patah. Saat melakukan ini, pastikan tidak ada logam yang terkikis. Alur cincin kontrol oli memiliki slot atau lubang. Ini juga harus dibersihkan. Gunakan mata bor atau sikat kecil. Setelah alur bersih, gunakan sikat dan pelarut untuk membersihkan piston secara menyeluruh. Jangan gunakan sikat kawat. Jarak bebas sisi ring harus diukur. Jarak bebas samping side clearance adalah perbedaan antara ketebalan ring dan lebar alurnya. Untuk mengukur ini, tempatkan ring baru di alurnya dan, dengan pengukur antena, ukur jarak bebas antara ring dan bagian atas alur seperti gambar berikut. Jika jarak bebas tidak dalam kisaran yang ditentukan, piston harus diganti. Jarak bebas sisi ring piston harus diperiksa pada setiap piston. Diameter piston harus diukur. Pengukuran ini biasanya dilakukan pada titik tertentu pada skirt berikut. Jika diameternya tidak sesuai spesifikasi, piston harus diganti. Beberapa pembuat ulang mesin akan membengkokkan bagian luar jika diameternya sedikit lebih kecil dari spesifikasi. Diameter piston diukur melintasi titik-titik tertentu pada skirt. Pin Piston Pin piston pada dasarnya adalah tabung berlubang berdinding tebal. Seperti bagian piston dan batang penghubung lainnya, piston dibuat kuat dan ringan. Sebagian besar terbuat dari baja paduan dan dilapisi dengan krom, karburasi, dan / atau perlakuan panas untuk memberikan ketahanan aus yang baik. Pin piston dilumasi oleh oli yang diumpankan melalui saluran di batang penghubung, percikan oli di bak mesin atau carter, atau nozel semprot di batang atau piston. Pin piston dipasang di ujung kecil batang penghubung dan lubang pin piston. Cara pin ditahan digunakan untuk mendeskripsikannya. Pin stasioner ditekan ke dalam piston. Batang penghubung berputar pada pin. Pin semifloating ditekan ke dalam batang penghubung. Piston berputar pada pin. Pin yang mengapung penuh dapat bergerak atau berputar di piston dan batang penghubung. Pin ditahan dengan tutup, sumbat, snaprings, atau klip pegas yang dimasukkan ke piston di ujung pin. Pin mengambang penuh adalah yang paling umum digunakan. Periksa area bos pin pada piston untuk tanda-tanda pin goyang. Kemudian lepaskan pin untuk memeriksanya. Dengan pin yang mengambang penuh, klip penahan dilepas dan pin didorong keluar. Pin press digunakan untuk melepas dan memasang pin pressfit. Saat memasang pin piston, pastikan piston menghadap ke arah yang benar terkait batang penghubung. Periksa pin dengan cermat untuk melihat tanda-tanda keausan. Pin yang mengapung penuh harus memiliki pola keausan yang rata. Periksa lubang pin di piston dengan cermat. Karena piston terbuat dari bahan yang lebih lembut daripada pin, piston akan aus sebelum pin. Jika ada tanda-tanda keausan yang tidak rata, curigai masalah pelumasan atau batang penghubung. Periksa kecocokan pin. Ini harus bergerak bebas melalui lubang. Coba juga untuk memindahkan pin ke atas dan ke bawah dalam lubangnya. Setiap gerakan berarti lubang piston atau pin sudah aus. Untuk menentukan apakah lubang atau pin sudah aus, ukur diameter lubang pin. Jika lubang tidak sesuai spesifikasi, ganti piston. Kemudian ukur diameter pin. Jika pin tidak sesuai spesifikasi, gantilah. Jika lubang piston dan pin memenuhi spesifikasi, ukur lubang ujung kecil dari batang penghubung lihat gambar berikut. Jika diameter tidak sesuai spesifikasi, ganti batang penghubung. Pin piston diukur pada berbagai titik dan diameternya dibandingkan dengan ID lubang pin piston dan ujung kecil batang penghubung. Beberapa produsen merekomendasikan pemeriksaan jarak oli pin. Untuk melakukan ini, kurangi diameter pin dari diameter lubang pin piston. Jika jarak oli melebihi spesifikasi, ganti piston dan pin. Sekarang kurangi diameter pin dari diameter ujung kecil batang penghubung. Jika jarak oli melebihi spesifikasi, ganti batang penghubung dan / atau pin. Batang penghubung mungkin memiliki busing pin piston. Ukur diameter dalam bushing dan bandingkan pembacaan dengan spesifikasinya. Jika busing aus atau rusak, maka harus diganti. Busing ditekan keluar dari batang dengan pin tekan. Memasang bushing baru juga dilakukan dengan pers; beberapa teknisi memanaskan batang dan membekukan pin sebelum menekannya. Hal ini mempermudah pemasangan. Sebelum memberikan tekanan pada pin, pastikan pin dipasang tepat di atas lubang. Ring Piston Ring piston digunakan untuk mengisi celah antara piston dan dinding silinder. Ring piston menutup ruang bakar di piston. Ring piston juga harus mengeluarkan oli dari dinding silinder untuk mencegah oli masuk ke ruang bakar. Mereka juga membawa panas dari piston ke dinding silinder untuk membantu mendinginkan piston. Pada kebanyakan mesin, piston dilengkapi dengan dua ring kompresi dan satu ring kontrol oli. Ring kompresi ditemukan di dua alur atas yang paling dekat dengan kepala piston. Ring oli dipasang ke alur tepat di atas pin pergelangan tangan. Ada banyak desain ring yang berbeda; masing-masing memiliki aplikasi khusus. Ring Kompresi Cincin atau ring kompresi dirancang untuk menggunakan tekanan pembakaran untuk mendorongnya ke dinding silinder. Selama power stroke atau langkah usaha, tekanan yang disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang mengembang diterapkan antara bagian dalam ring dan alur ring piston. Ini memaksa ring untuk bersentuhan penuh dengan dinding silinder. Gaya yang sama diterapkan ke bagian atas ring, memaksanya menyentuh bagian bawah alur ring. Kedua tindakan ini membantu membentuk segel ring yang rapat. Ring kompresi umum dibuat dari besi tuang, besi tuang dilapisi molibdenum moly, dan besi tuang dilapisi krom gambar berikut. Besi tuang menawarkan permukaan keausan yang tahan lama dan harganya lebih murah daripada cincin permukaan moly atau krom. Ring ini ideal untuk pengendaraan normal. Lapisan moly cukup berpori dan dapat menahan oli. Akibatnya, ring moly memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap lecet. Ring ini digunakan pada mesin yang dijalankan pada kecepatan tinggi terus menerus atau kondisi beban berat. Chrome juga memiliki ketahanan yang baik terhadap lecet tetapi tidak memiliki kemampuan retensi oli seperti moly. Ring krom disarankan saat kondisi mengemudi termasuk seringnya bepergian di jalan berdebu atau tidak beraspal. Chrome sangat padat dan keras dan akan mendorong kotoran yang masuk ke silinder pada langkah hisap. Lapisan moly, karena porositasnya, akan memungkinkan kotoran menempel di permukaan ring. Biasanya, ring moly digunakan di alur ring atas dengan besi tuang atau ring krom di alur kedua. A Cincin kompresi berlapis moly. B Cincin kompresi wajah krom. Pelapis wajah lainnya termasuk keramik, grafit, fosfat, dan oksida besi. Semua pelapis dirancang untuk membantu dalam proses keausan. Keausan adalah waktu yang diperlukan ring agar sesuai dengan bentuk dan permukaan dinding silinder. Ring Kontrol Oli Oli terus diterapkan ke dinding silinder. Oli melumasi dan membersihkan dinding silinder dan membantu mendinginkan piston. Mengontrol oli ini adalah tujuan utama ring oli. Dua jenis ring oli yang umum adalah ring oli tersegmentasi dan ring oli besi tuang. Keduanya ditempatkan agar oli berlebih dari dinding silinder dapat melewati ring. Alur ring oli piston juga ditempatkan. Oli melewati ring dan slot di piston dan kembali ke bak oli. Ring oli tersegmentasi memiliki rel pengikis atas dan bawah serta ekspander. Ring pengikis sering kali berupa ring krom. Expander mendorong kedua pencakar keluar ke dinding silinder. Selama pemasangan, celah ujung dari ketiga bagian harus diguncang untuk mencegah oli keluar ke dalam silinder. Memasang Ring Piston Beberapa mesin menggunakan ring piston tegangan rendah; pastikan ring baru sesuai dengan mesin. Sebelum memasang ring ke piston, periksa celah ujung ring. Tempatkan ring kompresi ke dalam silinder. Gunakan piston terbalik untuk mengkuadratkan ring di lubang. Ukur jarak antara ujung ring dengan feeler gauge. Bandingkan bacaan dengan spesifikasi. Jika celah melebihi batas, ring yang terlalu besar harus digunakan. Jika celah kurang dari spesifikasi, ujung ring dapat diisi dengan alat khusus. Prosedur sebelumnya untuk memeriksa celah ring mengasumsikan bahwa semua lancip dan ketidaksempurnaan pada lubang telah diperbaiki. Jika lubang lancip, celah ujung harus diperiksa di silinder pada titik terendah perjalanan piston. Celah ring piston sangat penting. Celah yang berlebihan akan memungkinkan gas pembakaran bocor ke bak mesin. Ini biasa disebut blowby. Jarak bebas yang terlalu sedikit dapat merusak dinding silinder karena ujung ring bersentuhan satu sama lain saat mesin memanas. Celah ring kompresi atas memungkinkan beberapa tekanan pembakaran bocor ke ring kompresi kedua. Ini membantu segel ring kedua. Oleskan sedikit oli pada ring. Ring kontrol oli dipasang terlebih dahulu. Masukkan expander; posisikan ujungnya di atas bos pin tetapi jangan biarkan tumpang tindih. Kemudian pasang relnya. Stagger ujung ketiga bagian. Rakitan cincin kontrol oli dapat dipasang dengan tangan. Jika pin piston dipasang ke dalam alur ring oli, penopang ring oli harus dimasukkan ke dalam alur cincin. Penopang memberi tempat cincin oli untuk duduk di titik-titik alur di mana tidak ada bahan piston di bawah ring. Penopang memiliki lesung pipit untuk mencegahnya berputar di sekitar piston. Ini menjaga celah ring di tempat yang diinginkan setiap saat. Gunakan expander piston untuk memasang ring kompresi atas dan kedua lihat gambar berikut. Pasang ring kedua terlebih dahulu. Pastikan ring dipasang di posisi yang benar. Ini termasuk memastikan bahwa sisi ring yang benar menghadap ke atas. Ring memiliki semacam tanda untuk menunjukkan sisi mana yang harus menghadap ke atas. Periksa instruksi dari pabrik. Gunakan ekspander untuk memasang ring kompresi.
HIsad.
  • trs82st41b.pages.dev/904
  • trs82st41b.pages.dev/47
  • trs82st41b.pages.dev/242
  • trs82st41b.pages.dev/775
  • trs82st41b.pages.dev/863
  • trs82st41b.pages.dev/856
  • trs82st41b.pages.dev/227
  • trs82st41b.pages.dev/608
  • trs82st41b.pages.dev/151
  • trs82st41b.pages.dev/787
  • trs82st41b.pages.dev/868
  • trs82st41b.pages.dev/416
  • trs82st41b.pages.dev/260
  • trs82st41b.pages.dev/336
  • trs82st41b.pages.dev/901
  • cara ukur diameter piston